Makalah Hemostasis

 

MAKALAH HEMATOLOGI II

“ HEMOSTASIS ”

 



OLEH:

                                    NAMA                       : NUR AFNI

                                    NIM                            : B1D119095

                                    KELAS                      : 2019 C

                                   

 

 

PROGRAM STUDI DIV TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK

FAKULTAS TEKNOLOGI KESEHATAN

UNIVERSITAS MEGA REZKY

MAKASSAR

2020

BAB I

PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang

Tubuh manusia sering mengalami robekan kapiler halus dan kadang-kadang memutuspembuluh darah yang lebih besar. Tubuh mampu menghentikan perdarahan dari pembuluhhalus tetapi tidak mampu untuk mengendalikan pendarahan dari pembuluh darah besar tanpabantuan eksternal. Pengendalia perdarahan terjadi dalam dua proses-pembentukan sumbatantrombosit diikuti dengan pembentukan bekuan darah. Proses ini bersifat interdependen danterjadi berurutan satu sama lain dalam rangkaian proses yang cepat. Pengendalian proses perdarahan disebut hemostatis.

Hemostasis adalah mekanisme yang menyebabkan penghentian pendarahan dari pembuluh darah. Ini adalah proses yang melibatkan beberapa langkah yang saling terkait. Puncak dari mekanisme ini adalah terbentuknya “sumbat” yang menutup situs pembuluh darah yang rusak untuk mengendalikan pendarahan. Ini dimulai dengan trauma pada lapisan pembuluh darah. 

Trombosit adalah kunci dalam hemostasis, proses dimana tubuh menyegel pembuluh darah yang pecah dan mencegah kehilangan darah lebih lanjut. Walaupun pecahnya pembuluh yang lebih besar biasanya membutuhkan intervensi medis, hemostasis cukup efektif dalam menangani luka kecil yang sederhana. Ada tiga langkah untuk mekanisme hemostasis:

1.    Spasme pembuluh darah

2.    Pembentukan sumbat trombosit, dan

3.    Pembekuan darah

Dalam mekanisme hemostasis, terdapat keseimbangan dengan proses fibrinolisis. Proses fibrinolisis diperankan oleh plasmin.  Fibrinolisis   merupakan   proses   degradasi   dari   bekuan-bekuan   fibrin secara enzimatis.   Yang   memegang   peranan   pada   sistem   fibrinolisis   adalah sistem plasminogen – plasmin. Fibrinolisis adalah proses penghancuran deposit fibrin oleh sistem fibrinolitik sehingga aliran darah akan terbuka kembali. Sistem fibrinolysis terdiri atas 3 komponen yaitu:

 1.   Plasminogen  bentuk   proenzim   yang   akan   diaktifkan   menjadi   plasmin. Aktifator     plasminogen, dan inhibitor plasmin.

 2.      Aktifator  plasminogen substansi   yang  dapat  mengaktifkan plasminogen menjadi plasmin.

 3.  Inhibitor plasmin substansi yang dapat menetralkan plasmin, mengontrol aktifitas plasmin.

B.      Tujuan Masalah

1.    Untuk mengetahui hemostasis dan fibrinolisis.

2.    Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi fibrinolisis

3.    Untuk mengetahui mekanisme hemostasis dan fibrinolisis

4.    Untuk mengetahui fungsi mekanisme hemostasis dan fibrinolisis

C.       Rumusan Masalah

        1.    Apa yang dimaksud dengan hemostasis dan fibrinolisis ?

        2.    Faktor yang mempengaruhi fibrinolisis ?

        3.    Bagaimana mekanisme hemostasis dan fibrinolisis ?

        4.    Apa fungsi dari mekanisme hemostasis dan fibrinolisis ?

BAB II

PEMBAHASAN

A.      Pengertian hemostasis dan fibrinolisis

Hemostatis adalah usaha tubuh agar tidak kehilangan darah terlalu banyak bila terjadi   luka   pada   pembuluh   darah   dan   agar   darah   tetap   cair   serta   aliran   darah berlangsung   secara   lancar.  

Pengertian   lain   dari   hemostasis adalah penghentian perdarahan dari suatu pembuluh darah yang rusak, agar tejadi perdarahan dari pembuluh darah dan tekanan dalam pembuluh darah harus lebih besar dari pada tekanan di luar untuk mendorong darah melalui kerusakan tersebut atau Hemostasis dan pembekuan adalah serangkaian kompleks reaksi yang mengakibatkan pengendalian perdarahan melalui pembentukan bekuan trombosit dan fibrin pada tempat cedera. Pembekuan disusul oleh resolusi atau lisis bekuan dan regenerasi endotel. Pada keadaan homeostasis, hemostasis dan pembekuan melindungi individu dari perdarahan masif sekunder akibat trauma. Dalam keaadaan abnormal, dapat terjadi perdarahan atau trombosis dan penyumbatan cabang-cabang vaskular, yanag dapat mengganggu sistem tubuh lainnya.

Fibrinolisis merupakan proses degradasi dari bekuan-bekuan fibrin secara enzimatis. Yang memegang peranan pada sistem fibrinolisis adalah sistem plasminogen – plasmin. Fibrinolisis adalah proses penghancuran deposit fibrin oleh sistem fibrinolitik sehingga aliran darah akan terbuka kembali. Sistem fibrinolisis terdiri atas 3 komponen yaitu:

1.         PlasminogenàBentuk proenzim yg akn diaktifkan menjadi plasmin, aktifator plasminogen, dan inhibitor plasmin.

2.         Aktifator plasminogenà substansi yg dapat mengaktifkan plasminogen menjadi plasmin.

3.         Inhibitor plasminà substansi yg dapat menetralkan plasmin, mngontrol aktifitas plasmin.

         Fibrinolisis adalah mekanisme fisiologis yang bekerja secara konstan dengan sistim pembekuan darah untuk menjamin lancarnya aliran darah ke organ perifer atau jaringan tubuh.

B.      Faktor yang mempengaruhi fibrinolisis

1.         Usia

Proses fibrinolisis pada anak dan dewasa lebih cepat daripada orangtua. Orang tua lebih sering terkena penyakit kronis, penurunan fungsi hati dapat mengganggu sintesis dari faktor pembekuandarah.

2.         Merokok

Merokok dapat menaikkan fibrinogen darah, menambah agregrasi trombosit, menaikkan hematokrit dan viskositas darah .

3.       Aktivitas fisik

         Pengaruh aktivitas fisik terhadap keseimbangan hemostasis pertama kali diamati oleh John Hunter pada tahun 1794 dimana ia menemukan darah hewan yang tidak membeku setelah lari jarak jauh. 150 tahun kemudian dilakukan penelitian ilmuah oleh Bigss dkk pada tahun 1947 dimana ditemukan bahwa latihan fisik memacu aktivitas fibrinolisis darah. Darah akan mengalami hiperkoagulasi (lebih encer) setelah seseorang mengadakan aktivitas fisik. Ini disebabkan meningkatnya aktivitas 2 faktor yang dapat membuat darah lebih encer yaitu : koagulan faktor VIII dan APTT (Activated Partial Prothrombin Time). Untuk memacu hiperkoagulasi, faktor VIII harus meningkat banyak, sedangkan APTT harus mengalami pemendekan.

C.      Mekanisme hemostasis dan fibrinolisis

Mekanisme hemostasis yang seimbang terjadi oleh karena adanya interaksi dari 4 sistem:

1.       Vaskuler

       Pembuluh yang cedera segera berkontriksi. Spasme pembuluh darah ini sudah mencukupi pada perdarahan kapiler.

2.       Trombosit

Trombosit akan teragregasi di sekitar tempat perdarahan. Sel kecil ini dengan cepat tertarik ke endotelium yang cedera dan membentuk sumbatan longgar. Sumbatan trombosit efektif menghentikan perdarahan dari pembuluh darah kecil seperti venula yang merupakan perlindungan sementara pada cedera yang lebih besar. Penghentian perdarahan luka vaskuler yang lebih sempurna dan permanen dihasilkan melalui pembekuan darah, dengan mase seperti gel, lengket, dan efektif mengontrol perdarahan pada umumnya.

3.       Koagulasi

Dimulai dari jaras instrinsik meupun ekstrinsik. Reaksi berantai dan berurutan teraktifasi mendorong terjadinya agregasi trombosit lebih lanjut. Fungsi lainnya adalah mengubah fibrinogen menjadi fibrin. Benang-benang fibrin kemudian terbentuk di sela-sela sumbatan trombosit, memperkuat sumbatan tersebut, dan membentuk bekuan yang lebih besar. Hasilnya pembuluh yang rusak akan tertambal dan aliran darah di daerah itu akan melambat.

4.       Fibrinolisis

Fibrinolisis adalah mekanisme fisiologis yang bekerja secara konstan dengan sistim pembekuan darah untuk menjamin lancarnya aliran darah ke organ perifer atau jaringan tubuh.

    Pembuluh darah yang terluka akan mengadakan vasokontriksi dengan tujuan memperlambat aliran darah yang keluar. Dengan demikian kontak antara trombosit dengan pembuluh darah ditingkatkan. Vasokontriksi ini hanya berlangsung sebentar, kurang dari 1 menit.

Dalam beberapa detik setelah terjadinya luka trombosit akan mengadakan adesi pada jaringan kolagen. Untuk terjadinya adesi ini dibutuhkan suatu glikoprotein dari membran trombosit (Glikoprotein Ib) dan suatu faktor yang ada didalam plasma yang dikenal dengan von willebrand faktor. Setelah adesi terombosit maka akan terjadi sekresi bahan-bahan antara lain ADP. ADP dan trombosan A2 sebagai hasil sintesa dari prostagladin yang berasal dari fosfolipid membran trombosit, akan mempengaruhi agregasi dari trombosit. Dipermukaan trombosit yang mengadakan agregasi akan dihasilkan fosfolipid membran (platelet faktor) yang berperan pada pembekuan darah.

Dengan adanya agregasi trombosit akan terbentuk suatu trombosit yang tidak stabil, sumbat trombosit ini kemudian menjadi stabil dengan adanya fibrin sebagai hasil akhir adanya proses koagulasi sehingga akhirnya terbentuk sumbat menjadi stabil. Aktifasi menjadi plasmin dapat terjadi melalui tiga jalur yaitu :

1.      Jalur intrinsik, melibatkan aktifasi dari proaktifator sirkulasi melalui faktor XIIa dan kalikrein, yang aktivatornya berasal dari plasma (dalam darah).

2.      Jalur ekstrinsik, dimana aktivator-aktivator dilepaskan ke aliran darah dari jaringan yang rusak, endotel, sel-sel atau dinding pembuluh darah ( semua aktifator juga protease).

3.    Jalur eksogen, dimana plasminogen diaktifasi dengan aktivator yang berasal dari luar tubuh seperti streptokinase (bakteri) yang dibentuk oleh Streptokokkus-hemoliticus dan urokinase (urin).

             Proses pembekuan darah terjadi oleh karena aktivitas sistem intrinsik dan sistem ekstrinsik. Pada permukaan membran sel trombosit terdapat glikoprotein yang menyebabkan trombosit dapat menghindari pelekatan pada endotel normal dan justru melekat pada dinding pembuluh yang terluka, terutama pada sel-sel endotel yang rusak, dan bahkan melekat pada jaringan kolagen yang terbuka di bagian dalam pembuluh. Membran juga mengandung banyak fosfolipid yang berperan dalam mengaktifkan berbagai hal dalam proses pembekuan darah.

           Pada sistem intrinsik, semua bahan yang diperlukan untuk proses pembekuan terdapat dalam sirkulasi darah. Bahan-bahan ini beredar dalam bentuk prekusor yang inaktif, beberapa diantaranya merupakan proenzim dan yang lainnya merupakan faktor. Sebalikya sistem ekstrinsik memerlukan suatu bahan berupa faktor jaringan (tissue faktor / tissue tromboplastin) yang berasal dari jaringan pembuluh darah yang rusak untuk aktivasinya. 

       Fibrin yang dibentuk pada proses koagulasi secara perlahan-lahan dihancurkan melalui mekanisme bertahap analog dengan sistem koagulasi. Dalam keadaan normal fibrinolisis diperlukan untuk rekanalisasi pembuluh yang tersumbat dan supaya pembentukan sumbat dibatasi. 

        Fibrinolisis terjadi oleh plasmin yang bersifat enzim proteolitik (serin protease) yang memecah fibrin menjadi fragmen-fragmen yang disebut fragmen  X-selain memecah fibrin, plasmin juga memecah fibrinogen dan menghasilkan fragmen yang sama. Pemecahan fragmen X selanjutnya menghasilkan fragmen Y & D. Fragmen ini disebut fibrin/fibrinogen degradation product (FDP). Aktifitas plasminogen juga berlangsung dengan perantaraan activator plasminogen yang berasal dari berbagai jaringan diantaranya pembuluh darah.

D.      Fungsi mekanisme hemostasis dan fibrinolisis

       1Fungsi mekanisme hemostasis:

            Mencegah keluarnya darah dari pembuluh darah yang utuh. Hal ini tergantung dari :

a.     Integritas dari pembuluh darah

            b.    Adanya fungsi trombosit yang normal

            Menghentikan perdarahan dari pembuluh darah yang terluka. Proses-proses yang terjadi setelah       mengalami luka : 

            a.   Reaksi dari pembuluh darah

b.   Pembentukan sumbat trombosit

            c.  Proses pembekuan darah 

       2.  Fungsi mekanisme fibrinolisis :

a.    Pembatasan pembentukan fibrin didaerah luka

            b.    Penghancurann fibrin didalam sumbat hemostasis     


BAB III

PENUTUP

A.       Kesimpulan

              Berdasarkan makalah hemostasis dan fibrinolisis diatas dapat disimpulkan bahwa:

 1.    Hemostatis adalah usaha tubuh agar tidak kehilangan darah terlalu banyak bila terjadi   luka   pada   pembuluh   darah   dan   agar   darah   tetap   cair   serta   aliran   darah berlangsung   secara   lancar. Sedangkan Fibrinolisis adalah mekanisme fisiologis yang bekerja secara konstan dengan sistim pembekuan darah untuk menjamin lancarnya aliran darah ke organ perifer atau jaringan tubuh.

 2.     Faktor yang mempengaruhi mekanisme fibrinolisis yaitu usia, merokok, dan Aktivitas fisik.

 3.  Fungsi mekanisme hemostasis yaitu Mencegah keluarnya darah dari pembuluh darah yang    utuh, dan Menghentikan perdarahan dari pembuluh darah yang terluka. Sedangkan fungsi fibrinolisis yaitu pembatasan pembentukan fibrin didaerah luka, dan penghancurann fibrin didalam sumbat hemostasis.

B.      Saran

             Adapun saran saya sebagai penulis makalah yaitu pada saat penyembuhan luka lakukanlah perawatan yang maksimal agar penyembuhan luka berlangsung baik. Semoga si pembaca mendapat manfaat dari makalah ini dan juga si penulis dapat membuat makalah lebih baik ke depannya. Dan semoga pandemic yang saat ini sedang mewabah segera teratasi. Mohon maaf jika terjadi kesalahan dalam penulisan makalah ini. 

DAFTAR PUSTAKA

Corwin, E, J.(2009).Buku Saku Patofisiologi.Jakarta.EGC Depkes.Elizabeth J. Corwin.

Doda, Diana, Vanda, D, dkk.(2020).Buku Ajar Fisiologi Sistem Hematologi.Yogyakarta.CV Budi Utama.

Setiabudy, R, D.(2009).Hemostasis dan Trombosis Edisi Ke 4.Jakarta Barat.FK-UI.R.D.Setiabudy.

http://artikelkesehatan10.blogspot.com/2015/11/makalah-tentang-hemostasis-patologi.html. Diakses pada tanggal 28 oktober 2020.

https://dokumen.tips/documents/makalah-hematology-fibrinolisis.html. Diakses pada tanggal 28 oktober 2020.

http://www.atlm.web.id/2014/04/makalah-fibrinolisis.html. Diakses pada tanggal 28 oktober 2020.









Komentar